A Day / Chapter 4

Genre: Drama

Rate: T

Jenis: Chaptered 

Pemberitahuan: Di cerita ini Super Junior sebagai diri mereka sendiri, sedangkan nama-nama cast lainnya hanya karangan author saja karna saat buat cerita ini si author ini belum terlalu mengenal dunia K-Pop jadi belum terlalu mengenal nama-nama artis atau member grup lain selain Super Junior

Sinopsis: Park Hanhae hanya seorang ELF biasa, seperti ELF kebanyakan dia juga menabung hanya untuk bisa bertemu dengan idolanya tapi berbagai masalah pribadi membuatnya semakin kesulitan untuk mewujudkan keinginan terbesarnya itu.

Sungmin keluar dari hotel mengenakan sandal, celana pendek warna coklat, baju kaos putih polos, dan tidak lupa topi dan kacamata, berharap tidak ada yang mengenalinya.

Sungmin berjalan di sekitar hotel tempatnya menginap, menyebrang jalan, dan akhirnya sampai di pantai.

Di pantai, Sungmin melepas dan menenteng sandalnya sehingga dia dapat merasakan pasir diantara jari-jari kakinya. Setelah beberapa menit berjalan, Sungmin duduk di sebuah bangku panjang sambil memandang ke lautan.

Sungmin begitu menikmati pemandangan laut yang dilihatnya. Sungmin melihat sekeliling pantai tersebut, sampai pandangannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di ujung bangku yang didudukinya. Sungmin memperhatikan wanita itu, sampai-sampai matanya tidak berkedip.

Gerak-gerik dan ekspresi wajah wanita itu memperlihatkan sepertinya dia memiliki masalah yang besar. Kedua kakinya bermain-main di pasir pantai, kedua tangannya memegang bagian bawah bangku dengan sangat kuat, matanya terkadang memandang jauh kelautan, terkadang menunduk sampai rambutnya menutupi wajahnya, dan terkadang pula melihat ke langit sambil sesekali terlihat dia menggigit bibirnya sendiri. Ekspresi wajahnya sepertinya dia sangat ingin menangis tapi dia berusaha untuk menahan agar air matanya tidak keluar. Sungmin dapat mendengar hembusan napas wanita itu, hembusan napas yang sangat berat seperti seseorang yang benar-benar memiliki masalah yang sangat besar dan berusaha untuk kuat dan tidak kalah dengan masalah tersebut.

Merasa diperhatikan oleh Sungmin, wanita tersebut menoleh ke arah Sungmin. Sungmin agak kaget saat mengetahui wanita itu menoleh ke arah, dia agak kikuk tapi karena Sungmin memakai kacamata dan topi, dia tahu kalau wanita itu tidak akan mengetahui kalau saat itu dia agak kikuk. Jantung Sungmin berdetak cepat saat melihat mata wanita itu. Menurut Sungmin kedua mata itu adalah mata yang paling indah yang pernah dilihatnya.

Sungmin tersenyum, wanita itu ternyata membalas senyumannya. Jantung Sungmin berdetak semakin cepat, sampai-sampai dia dapat mendengar suara detakan jantungnya sendiri.

“Wa, sangat cantik” batin Sungmin, “Kenapa jantungku berdetak cepat seperti ini saat melihatnya? Apa mungkin ini yang orang-orang katakan ‘Cinta pada Pandangan Pertama?’ Tapi masa’ iya aku mencintainya? Kenal dengannya saja tidak, tahu namanya juga tidak” Sungmin bingung dengan apa yang dirasakannya saat itu tapi dia tidak dapat melepaskan pandangannya dari wanita itu.

“Laut yang indah” suara Sungmin mengangetkan wanita yang duduk di ujung bangku yang didudukinya.

“Eum? Kau mengatakan sesuatu?” tanya wanita itu sambil mengalihkan pandangannya ke arah Sungmin.

“Tidak. Aku hanya mengatakan kalau lautnya sangat indah”

“Iya, kau benar. Ini tempat favoritku kalau sedang ingin menghilangkan Stress

“Menghilangkan Stress? Jadi sekarang kamu sedang stress?”

“Apa?” wanita itu memperhatikan Sungmin, dia mulai menyelidiki siapa lelaki yang ada di depannya itu. Sungmin mulai khawatir, apa mungkin wanita itu mengetahui kalau dia adalah Super Junior Sungmin.

“Terlalu banyak masalah yang datang beruntun yang membuatku butuh tempat untuk menenangkan diri” jawab wanita itu dan kembali menatap ke laut, hal itu membuat Sungmin bernapas lega, tapi tiba-tiba, “Bentuk bibir, suara, dan nada bicaramu sangat mirip dengan Sungmin, Lee Sungmin” lanjut wanita itu sambil tetap memandang ke laut.

Kalimat wanita itu membuat Sungmin tersentak, mulai khawatir dia akan ketahuan. Jantungnya berdetak cepat, dia mulai keringatan, “Lee Sungmin?” tanya Sungmin dengan nada sedikit penasaran.

“Iya. Lee Sungmin”

“Lee Sungmin itu siapa? Kekasihmu atau mantanmu?” pura-pura tidak tahu.

“Bukan.” jawab wanita itu sambil tersenyum. “Kamu tidak tahu siapa itu Lee Sungmin?” tanyanya lagi menyelidik.

“Tidak tahu. Memangnya dia siapa?”

“Lee Sungmin itu member Super Junior

Super Junior? Kamu suka sama Super Junior?

Wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum malu dan mengalihkan pandangannya ke arah Sungmin dan kembali memandang lautan dengan tetap tersenyum.

Sekali lagi, jantung Sungmin berdetak kencang dan membuatnya sangat sulit untuk bernapas normal saat melihat senyuman wanita itu. Matanya terpaku menatap wajah wanita itu, dia seakan tidak mampu mengalihkan pandangannya dari senyuman wanita itu. Untuk beberapa saat suasana menjadi hening, wanita itu hanya memandang ke laut dan Sungmin hanya mampu memandang wajah wanita itu.

“Oh, jadi kamu seorang ‘E.L.F.’?” mencoba memecah keheningan, mengalihkan pandangan ke laut, berharap wanita itu tidak mengetahui kalau sedari tadi Sungmin memandangnya.

“Iya” jawab yeoja itu singkat, tersenyum malu, melihat ke arah Sungmin sejenak dan kembali memandang lautan.

“Dan salah satu member Super Junior yang kamu suka itu Lee Sungmin?” Sungmin penasaran. Wanita hanya mengangguk. “Apa yang membuatmu suka sama Lee Sungmin itu?” Sungmin lanjut bertanya.

“Banyak”, jawab wanita itu singkat, “Suaranya, gaya dance-nya, cara tertawanya, sampai ekspresi wajahnya. Terkadang ekspresi wajahnya so cute, terkadang juga ekspresi wajahnya jadi sangat serius, yang membuatnya terlihat so manly” lanjutnya tanpa henti memuji apa yang disukainya dari Sungmin.

Mendengar hal tersebut, Sungmin tersenyum, batinnya berkata, “Ternyata dia menyukaiku”. Sungmin memutuskan untuk menanyakan nama wanita itu.

“Eum. Maaf” menyela perkataan wanita itu.

“Iya? Ada apa?”

Sungmin memberanikan dirinya bertanya, “Dari tadi kita ngobrol tapi aku belum tahu siapa nama mu, boleh tahu siapa nama mu?”

“Oh, iya, benar juga” jawab wanita itu mengiyakan. Mengulurkan tangannya ke Sungmin sambil tersenyum dengan sedikit membungkukkan badannya, “Hanhae-imnida, Park Hanhae-imnida, nama mu sendiri siapa?” Sungmin menyambut uluran tangan wanita itu, mereka berjabat tangan

“Nama ku?” Sungmin gugup, kaget, tidak menyangka yeoja itu berbalik menanyakan namanya, tidak mungkin dia mengakui kalau dia adalah seseorang yang sedari tadi dikagumi wanita itu.

“Iya, nama mu siapa?” Hanhae tersenyum.

Sungmin mencoba berpikir cepat kira-kira nama apa yang cocok untuknya, “Eunwook-imnida, Lee Eunwook-imnida” nama itu tiba-tiba keluar dari mulutnya.

“Eunwook?” Hanhae mencoba menahan tawanya tapi dia berusaha untuk tidak tertawa, dia tidak mau lelaki yang ada di hadapannya tersinggung  dan marah karena dia telah menertawakan namanya.

Sungmin langsung menyadari kekonyolannya saat melihat Hanhae berusaha menahan tawanya, “Eunwook? Nama macam itu? Ya! Lee Sungmin kamu bodoh sekali” batinnya.

“Ada apa? Namaku lucu ya?” Sungmin pura-pura tersinggung saat melihat Hanhae mencoba menahan tawanya.

“Ah. Tidak. Tidak.” Hanhae cepat-cepat menjawabnya sambil melambaikan kedua telapak tangan di depan dadanya, takut kalau lelaki yang ada di depannya itu benar-benar tersinggung.

“Lalu kau tertawa saat mendengar namaku?” tanya Sungmin penasaran.

“Tidak, hanya saja nama mu seperti nama gabungan member Super Junior” Hanhae menjawab sekenanya sambil merutuki kebodohan atas jawabannya itu.

“Benarkah?”

“Iya, benar”

“Siapa?”

“Eunhyuk dan Ryeowook” Hanhae menjawab dengan cengiran di wajahnya, membuatnya terlihat seperti orang bodoh.

“Oh, okey, aku mengerti” Sungmin tersenyum lega.

“Tapi marga-mu sama dengan marga-nya Sungmin, sama-sama ber-marga ‘Lee’”

“Iya” Sungmin hanya bisa tersenyum

“Sepertinya kamu bukan orang daerah sini” Hanhae mencoba mencari tahu asal lelaki yang baru saja dikenalnya itu.

“Kau benar, aku dari Seoul”

“Seoul? Saya sudah lama ingin ke Seoul”

“Benarkah?? Untuk apa? Apa kau punya teman atau keluarga yang tinggal di Seoul?”

“Tidak. Aku tidak punya kenalan satupun di Seoul”

“Lalu untuk apa kau ingin ke Seoul?”

“Aku ingin nonton Super Show” jawab Hanhae tersenyum.

Super Show? Acara apa itu?” tanya Sungmin pura-pura tidak tahu (lagi).

Super Show itu nama konser yang akan digelar Super Junior yang diadakan tiap tahun” jelas Hanhae singkat sambil tersenyum, “tapi sepertinya tahun ini aku tidak bisa lagi karena…” kata-katanya terputus dan ekspresi wajahnya berubah total yang tadinya tersenyum berubah jadi terlihat sangat sedih.

Sungmin ingin menanyakan alasannya tapi melihat Hanhae yang terlihat sangat sedih, Sungmin mengurungkan niatnya.

“Karena eomma lebih membutuhkannya daripada aku. Kesehatan eomma lebih penting. Super Show masih ada tahun depan tapi eomma tahun depan entah dia masih ada dalam hidupku atau sudah meninggalkanku” lanjut Hanhae tanpa sadar. Suaranya terdengar seperti dia berusaha menahan kesedihannya. Air matanya membendung di kelopak matanya. Hanhae menengadahkan kepalanya berusaha agar air matanya tidak menetes tapi air matanya tetap saja air matanya mengalir di pipinya yang putih. Dia segera menghapusnya dengan kedua telapak tangannya.

Sungmin yang mendengar curhatan dan melihat air mata Hanhae mengalir di pipinya merasa seperti ingin memeluk wanita itu, setidaknya untuk sedikit menghiburnya tapi dia takut kalau Hanhae akan menganggapnya lelaki yang suka mencuri kesempatan.

Hanhae menghela napasnya, helaan napasnya terdengar sangat berat, seberat masalah yang sedang dihadapinya saat ini.

Hanhae sekali lagi mengusap air matanya, “Kenapa aku malah mengatakan hal ini padamu?” jelas Hanhae saat mengetahui tadi tanpa sadar menceritakan masalahnya pada Sungmin sambil tersenyum.

“Tidak masalah, saat kamu merasa dengan menangis dapat mengurangi beban di hatimu, menangislah” jawab Sungmin tersenyum, “butuh bahu untuk menangis?” tanya Sungmin menepuk bahunya sambil tersenyum nakal.

Ya! Aku baru mengenalmu, kenapa kau berpikir kalau saya mau menangis dibahumu” jawab Hanhae dengan nada suara agak tinggi sambil tersenyum, “Lagipula kalau Oppa dengar perkataanmu tadi, pasti dia akan salah paham dan ujung-ujungnya pasti akan bertengkar lagi” lanjutnya dengan wajah cemberut.

Oppa? Maksudmu oppa mu yang sesungguhnya atau kekasih mu yang kau panggil ‘Oppa’?” tanya Sungmin penasaran.

“Kekasih ku. Dia orangnya sangat pencemburu” wajahnya kembali cemberut.

Hanhae banyak bercerita ke Sungmin tentang kehidupannya. Entah mengapa Hanhae bisa begitu lepas berbicara tentang kehidupannya dengan Sungmin. Walaupun baru beberapa menit kenalan, Hanhae merasa dia sudah lama mengenal Sungmin.

*****

Mereka mengobrol cukup lama, Sungmin banyak membuat Hanhae tersenyum dan tertawa lepas. Seakan-akan mereka mereka adalah teman lama. Suasana hati Hanhae pelan-pelan menjadi lebih baik.

Tiba-tiba, “EONNI!!!” terdengar teriakan dari jauh. Hanhae memicingkan matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya, dia melihat seorang gadis melambaikan tangan dan berlari ke arahnya, ternyata Haengjin. Hanhae membalas lambaian tangan Haengjin sambil tersenyum.

Haengjin menghampiri Hanhae dan Sungmin, “Eonni, maaf aku terlambat, tadi ada urusan sedikit” katanya sambil berusaha mengatur napasnya.

“Bernapas saja dulu baru bicara” Hanhae menyarankan.

Haengjin mengatur napasnya, setelah bisa bernapas dengan normal, dia melanjutkan pertanyaannya, “Sudah lama menunggu Eonni?”

“Lumayan tapi untung ada dia” jawab Hanhae sambil menunjuk Sungmin.

Haengjin melihat ke arah Sungmin kemudian membungkuk dan memberi salam ke Sungmin, “Owh, annyeong Oppa

Annyeong” Sungmin membalas sapaan Haengjin dan tersenyum.

“Eunwook-ssi ini teman ku Haengjin. Haengjin ini Eunwook, dia yang dari tadi menemani ku di sini” Hanhae memperkenalkan Haengjin dan Sungmin.

“Eh, suara Oppa mirip sekali dengan suaranya Sungmin Oppa” Haengjin mengomentari suara Sungmin sesaat setelah dia mendengar suara Sungmin.

“Benarkan yang aku katakan tadi, suara dan nada bicaramu sangat mirip dengan Super Junior Sungmin” Hanhae membenarkan perkataan Haengjin sambil tersenyum. Sungmin hanya membalas senyuman Hanhae.

“Mau pergi sekarang Eonni?” terlihat Haengjin terburu-buru.

“Tidak mau istirahat dulu?” Hanhae menyarankan.

“Tidak perlu Eonni. Eomma dan  Appa sudah menunggu kita”

“Owh, okey. Ayo”

Hanhae berdiri dari bangku, berjalan di samping Haengjin. Sungmin hanya bisa terdiam mendengar percakapan antara kedua wanita itu.

“Ah, tunggu sebentar” tiba-tiba Hanhae berhenti dan berbalik memanggil Sungmin, “Eunwook-ssi”

“Iya? Ada apa?” Sungmin kaget karena Hanhae tiba-tiba memanggilnya, dia hampir lupa kalau nama yang dia beri tahukan ke Hanhae adalah ‘Eunwook’.

“Terima kasih”

“Untuk apa?”

“Untuk semuanya hari ini, senang berkenalan denganmu”

“Owh, Iya. Sama-sama. Aku juga senang berkenalan denganmu” Sungmin tersenyum, “Sangat senang malah” sambungnya dalam hati.

Saat Hanhae berjalan beberapa langkah sekarang giliran Sungmin yang memanggil Hanhae “Hanhae-ssi”

“Iya?” Hanhae berbalik.

“Apa kita akan bertemu lagi?” Sungmin bertanya penuh harap.

“Aku tidak tahu” jawabnya tersenyum.

“Owh, Okey” Sungmin hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Hanhae. Hanhae membalas senyuman Sungmin sambil berlalu meninggalkannya bersama Haengjin. Sungmin hanya menatap Hanhae menjauh meninggalkannya sampai sosok Hanhae tidak terlihat lagi.

Sungmin kemudian hanya tertunduk memandangi pasir pantai sambil tersenyum dan memandangi dadanya. Dia masih merasakan jantungnya berdetak sangat cepat saat memikirkan senyuman Hanhae. “Apa yang kau lakukan padaku Park Hanhae? Aku baru pertama kali melihatmu tapi kenapa jantungku berdetak tidak karuan seperti ini? Bahkan sekarang di kepalaku hanya ada bayangan ekspresi wajahmu, senyumanmu, cara tertawamu, ekspresi wajah sedihmu, bahkan wajah cemberutmu. Apa yang terjadi padaku?” batin Sungmin.

“Haaa… Lebih baik aku berjalan-jalan di sekitar sini saja” gumamnya pelan. Sungmin beranjak dari tempat duduknya berjalan di sepanjang pantai selama beberapa menit. Perutnya tiba-tiba berbunyi, “Kau sudah minta diisi ternyata” katanya sambil memegang perutnya. Dia berjalan menuju sebuah restoran. Saat masuk ke restoran, dia melihat seorang wanita membungkuk di hadapan dua orang tua paruh baya, “Mungkin dia berbuat salah dan meminta maaf atau mungkin dia berterima kasih karena telah dibantu oleh kedua orang tua itu” pikir Sungmin.

Saat wanita itu berterima kasih pada kedua orang tua itu, Sungmin kaget karena sepertinya dia mengenali suara wanita itu, wanita yang barusan ditemuinya di Pantai, Park Hanhae, yeoja yang mampu membuat jantungnya Sungmin berdetak tidak karuan saat pertama kali melihat senyumannya

Sungmin memanggil pelayan dan memesan makanan. Saat pelayan pergi dan menunggu makanan pesanannya datang, Sungmin memperhatikan keempat orang yang duduk tidak jauh dari meja tempatnya. Sungmin melepaskan kacamatanya dan menaruhnya di meja. Tidak lama dia melihat kedua orang tua tadi memanggil pelayan dan membayar bill makanan mereka, kemudian kedua orang tua paruh baya itu pun keluar dari restoran. Sungmin memberanikan diri untuk menyapa wanita itu. Saking gugupnya dia lupa dia baru saja melepaskan kacamatanya.

*** Bersambung ***

Rencana dari dua hari yang lalu sudah ingin posting chapter ini tapi karna kesibukan di kantor yang membuat selalu pulang malam, jadinya pas sampai rumah badan sudah capek dan minta untuk diistirahatkan. Pas di kantor mau di posting, jaringan wifi kantor juga ngadat x_x jadinya baru sekarang sempat postingnya. Mianhae yeorobun 🙂

Tinggalkan komentar